Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia lingkungan. Pada pembahasan selanjutnya penulis akan lebih banyak membicarakan tentang geokimia mineral, khususnya pada sedimentologi.
Lahirnya geokimia sebagai cabang ilmu geologi baru
menyebabkan munculnya metoda dan data observasi baru mengenai berbagai
hal yang banyak menarik perhatian para ahli sedimentologi. Sebagian
besar penelitian geokimia pada mulanya diarahkan pada penelitian
kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur kimia di alam,
termasuk penyebarannya dalam batuan sedimen. Lambat laun data tersebut
menuntun para ahli untuk memahami apa yang disebut sebagai siklus
geokimia (geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang
mengontrol penyebaran unsur dan proses-proses yang menyebabkan timbulnya
pola penyebaran unsur seperti itu.Beberapa turunan dari geokimia antara lain:
- Organic Geochemistry. Mempelajari seluk beluk senyawaan organik yang terdapat di bumi, biasanya banyak digunakan di bidang minyak dan gas bumi untuk menentukan source rock, maturasi (kematangan), oil fingerprint, dan lain-lain.
- Environmental Geochemistry. Mempelajari spesi kimia di lingkungan dan efek manusia (serta teknologi) terhadapnya.
- Forensic Geochemistry. Forensik adalah cabang ilmu yang mengaplikasikan teknologi ilmiah untuk membantu penemuan fakta di dalam suatu perkara hukum. Dalam hal ini, geokimia adalah teknologi ilmiah tersebut.
- Biogeochemistry
- Isotope Geochemistry
- Dan lain-lain.
- Impact factor untuk jurnal geokimia internasional relatif rendah. Yang tertinggi impact factor 3.887 sementara beberapa jurnal geokima lain hanya berkisar 1 – 2.
Impact factor beberapa jurnal yang berkaitan dengan geokimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar